Hal tersebut ia ungkapkan menyikapi pandangan bahwa sektor tunggal putra yang kini diramaikan oleh Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie belum menunjukkan prestasi optimal di kancah dunia.
"Sebenarnya prestasi Ginting dan Jonatan atau sekarang yang ada di Indonesia dibilang jelek ya semestinya tidak ya," kata juara dunia tunggal putra tahun 2001 itu saat ditemui di Senayan, Jakarta, Jumat.
Menurut pria yang kini aktif sebagai pelatih timnas Malaysia itu, kekurangan Ginting cs lebih dikarenakan adanya pembanding dengan legenda tunggal putra Indonesia sebelumnya seperti Taufik Hidayat.
Hal tersebut membuat perjuangan dan prestasi lini tunggal putra saat ini dinilai tak sekuat generasi sebelumnya.
"Generasi mereka adalah generasi yang akan selalu dibandingkan dengan generasi Taufik. Indonesia pernah mengalami generasi yang terbaik seperti Taufik, Malaysia pun ada satu generasi seperti Lee Chong Wei," ungkap Hendrawan.
Hendrawan menyebut apapun yang dihasilkan pemain-pemain era sekarang pasti akan selalu dibandingkan dengan generasi yang "legend". Hal itu juga terjadi di negara lain, seperti di China yang memiliki Lin Dan, katanya.
"Generasi setelah mereka apapun hasilnya pasti akan dibandingkan. Tapi kan tidak semua orang boleh jadi seperti Taufik, Lin Dan, tidak semua orang boleh menjadi Susy Susanti. Kalau seperti saya banyak, karena saya bukan seorang legenda," tutur Hendrawan yang diikuti tawa.
Ia pun mengatakan bahwa membanding-bandingkan seorang atlet yang masih berjuang dengan para legenda yang sudah pensiun bukan hal bijak, karena setiap atlet pasti akan menemukan jalan kesuksesan masing-masing.
Masyarakat pun diminta agar tidak menaruh harapan agar Ginting, Jonatan, atau lainnya bisa seperti Taufik karena hal tersebut hanya akan menjadi beban yang menghambat perkembangan pemain.
Perkembangan atlet juga tak lepas dari peran pelatih yang terus mendampingi dan memberikan arahan terbaik. Oleh sebab itu atlet berperan untuk menentukan arahnya sendiri agar terus berprestasi.
"Kita pelatih kan mendampingi. Seperti balap reli, mereka jadi driver dan kami navigator. Pelatih memberikan arahan, tinggal si atlet yang mau ke arah mana?," pungkas Hendrawan.
Baca juga: Ginting juarai tunggal putra Hylo Open 2022
Baca juga: Jonatan kalahkan Ginting pada final turnamen simulasi WTF 2022
Baca juga: PBSI harus berbenah seusai gagal pertahankan Piala Thomas
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022